Minggu, 28 April 2013

Refleksi “Elegi Ritual Ikhlas 33: Doakulah yang tersisa ”



Terkadang manusia merasa lemah ketika doa-doa yang ia lantukan belum terkabul. Tetapi kita hendaknya tetap berdoa dan berusaha ketika doa tersebut belum dikabulkan. Ada beberapa hal yang membuat doa kita tidak dikabulkan diantaranya ketidaksungguhan dalam berdoa, masih terdapat kesombongan dalam doa, dan mungkin doa yang kita lantunkan bukan hal yang terbaik untuk kita. Ketika doa kita belum terkabul mungkin Allah sedang menguji kesabaran dan keikhlasan kita dalam berdoa. Tetaplah berdoa dengan ikhlas dan imbangi dengan usaha yang sungguh-sungguh...

Refleksi “Elegi Ritual Ikhlas 37: Ketika Pikiranku Tak Berdaya”



Setelah saya membaca artikel Elegi Ritual Ikhlas 37: Ketika Pikiranku Tak Berdaya, saya menyadari bahwa pikiran seseorang itu ada batasan-batasannya.

Manusia terkadang menganggap bahwa dirinya mengetahui segala hal, padahal pikiran manusia itu terbatas. Dan karena seseorang menganggap dirinya mengetahui segala hal, maka ia sering berlaku sombong. Pikiran juga terkadang mengkait-kaitkan hal-hal yang tidak berhubungan. Terkadang manusia tidak menyadari bahwa ia telah melakukan kesalahan-kesalahan karena pikirannya yang sombong.

 

Refleksi “Elegi Ritual Ikhlas 25: Menggapai Diri”



Kehidupan dunia kita di dunia merupakan cerminan dari tingkah laku kita. Ada timbal balik antara keduanya. Apa yang kita tanam maka itulah yang kita petik. Apabila kita bertingkah baik maka kita juga akan mendapatkan perilaku yang baik, dan sebaliknya jika kita bertingkah buruk maka kita juga akan mendapatkan perilaku yang buruk.

Untuk itu, hendaknya kita berlaku baik agar kita mendapatkan perlakuan baik pula. Kita juga seharusnya tidak berlaku sombong, kesombongan adalah dosa paling besar dihadapan Allah. Kesombongan itu yang akan menghancurkan kehidupan kita. Kehidupan kita juga dapat hancur karena ego kita. Seiring bertambahnya umur akan menambah ego dalam diri kita. Jika kita tidak dapat mengendalikan ego kita sendiri maka ego tersebut akan menimbulkan kesombongan.

Refleksi “Elegi Ritual Ikhlas 23: Menggapai Cinta Ilahi”



Sebagai manusia kita harus mencintai Allah. Kita tidak boleh mencintai sesuatu melebihi cinta kita kepada Allah. Ketika kita mencintai sesuatu hendaknya didasarkan pada kecintaan kita kepada Allah. Cinta kepada Allah tidak hanya dapat dibuktikan dengan berkata bahwa saya cinta kepada Allah, tetapi harus ada tindakan nyata. Kecintaan kita kepada Allah dapat dibuktikan dengan selalu bersujud kepada-Nya dan selalu taqwa kepada-Nya.

Semoga kita menjadi hamba Allah yang selalu mencintai Allah dan dicintai oleh Allah SWT. AMIN...

 

Refleksi “Elegi Ritual Ikhlas 18: Menggapai Hati Yang Jernih”



Manusia harus pandai mengelola hati. Hati yang akan mempengarui perilaku kita. Jika hati kita bersih, maka benih-benih kebaikan yang akan selalu tertanam dalam hati kita yang akan berpengaruh pada tingkah laku baik kita. Dan apabila hati kita telah kotor, yang tertanam dalam hati kita adalah hal-hal yang kotor pula. Ketika seseorang telah melakukan suatu perilaku yang tercela, orang tersebut cenderung akan melakukannya hal yang sama dilain waktu. Contohnya ketika seseorang berbohong, ia akan berbohong lagi untuk menutupi kebohongannya. Untuk itu, kita harus pandai-pandai menjaga hati agar tidak tergoda oleh hasutan setan terutama ketika ada suatu masalah, apabila kita tidak pandai menjaga hati maka kita akan mudah marah dan terkadang kurang tepatt dalam mengambil keputusan.

Refleksi “News Update: Koalisi Pendidikan Menolak Kurikulum 2013 ,Tolak Perubahan Kurikulum Pendidikan ”



Perubahan kurikulum dari KTSP 2006 menjadi kurikulum 2013 memang terkesan mendadak. Bahkan belum ada kejelasan tentang perubahan kurikulum ini. Banyak guru belum mengetahui secara jelas tentang kurikulum 2013. Sehingga belum ada kesiapan yang matang untuk melakukan pergantian kurikulum. Jika metode pembelajaran yang digunakan tetap sama, perubahan pendidikan tidak dapat maksimal. Dengan adanya pergantian kurikulum maka akan mengalami perubahan pada buku-buku penunjang pelajaran. Apabila belum ada kesiapan dari setiap pihak, kurikulum tersebut tidak dapat berjalan dengan baik.

Hendaknya dilakukan evaluasi terhadap kurikulum sebelumnya dan melakukan riset jika akan dilakukan pergantian kurikulum, agar kualitas pendidikan di Indonesia mengalami peningkatan sehingga kualitas pendidikan di Indonesia dapat setara dengan negara lain. Dan dalam mengambil suatu kebijakan dalam pendidikan seharusnya melibatkan para guru dan pedagogik agar dalam pengambilan keputusan dapat sesuai dengan keadaan perserta didik.

Semoga kebijakan yang akan dilakukan adalah yang terbaik dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

AMIN...